Magelang (MAN 1 Magelang)- Suatu kehormatan bagi MAN 1 Magelang salah satu madrasah terpilih untuk sosialisasi SSK (Sekolah Siaga Kependudukan) yang dilakukan pada Selasa (29/08/2023). Kegiatan sosialisasi ini dipimpin oleh Kepala Dinas Sosial PPKB PPPA Kabupaten Magelang, Ibu Bela Pinarsi, S.H., M.M. Sosialisasi ini juga dihadiri Kepala MAN 1 Magelang beserta panitia inti SSK (sekolah Siaga Kependudukan) yang telah dibentuk.
Pada kesempatan ini Kepala Dinas PPKB PPPA Kabupaten magelang menjelaskan tentang permasalahan di bumi ini salah satunya adalah masalah kependudukan. Oleh karena itu siswa harus diberi bekal bahwa setelah lulus akan menghadapi kenyataan hidup yang sebenarnya, anak-anak harus menghadapi risiko tersebut. Maka dari itu SSK akan memberikan inovasi mengenai masalah penduduk mengingat betapa kompleksnya permasalahan kependudukan terutama kaitannya dengan kualitas hidup manusia untuk meningkatkan wawasan kependudukan. Selain itu, ada anak-anak yang berangkat dari keluarga bermasalah dibawa ke sekolah agar mendapat pergaulan yang lebih baik. Apalagi anak jaman ini berpikir secara praktis , jadi mulai kritis terhadap guru yang diinginkan. Sehingga tugas guru adalah memberinya panggung tetapi tetap terpantau.
Beliau juga menjelaskan tentang struktur penduduk di Kabupaten Magelang sejumlah 1.299.859 jiwa didominasi generasi Z yang menjadi PR bagi orangtua. sehingga anak-anak memerlukan pemahaman tentang masalah kependudukan. Selain itu, adanya kepadatan penduduk yang semakin tinggi akan memberi permasalahan, maka sebagai anak muda perlu di rencanakan pernikahan agar tidak terlalu dini. Penyebaran penduduk belum merata di Magelang termasuk salah satu permasalahan kependudukan
Keahlian pekerjaan di Magelang juga tergolong rendah, masalah stunting juga termasuk permasalahan kependudukan , stunting adalah kondisi dimana kekurangan gizi anak yang berangkat dari kelahiran yang belum siap
Tidak hanya masalah tersebut, kemiskinan adalah permasalahan yang sering kita temui, sesama keluarga miskin tidak mampu meneruskan sekolah maka akan di nikahkan dengan tujuan mengurangi beban keluarga, namun justru akan menjadi beban negara yang nanti nya harus menanggung hidup keluarga miskin dengan berbagai bantuan, memikirkan pengangguran usia muda, dan pembangunan yang belum maksimal.